Dapatkan penawaran berbagai macam pelatihan dengan harga yang sangat menarik!

Sekilas Tentang Quality Management

Sebuah sistem manajemen mutu dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan kegiatan di sebuah proyek untuk mendapatkan perbaikan-perbaikan terus menerus dan meningkatkan efisiensi organisasi. Usaha terbaik dari sistem ini adalah untuk menentukan prosedur dengan benar dan tepat, yang akan menyebabkan terciptanya suatu kualitas yang baik dari kualitas produk dan kualitas layanan.

Tujuannya dari sistem ini adalah untuk mencegah terjadinya kesalahan sementara dalam proyek dan menjaga agar tidak terjadi kesalahan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. Ada banyak manfaat untuk sebuah sistem manajemen mutu, oleh karena itu organisasi yang menganut/ menjalankan sistem manajemen mutu tersebut, berupaya lebih dalam memperbaiki kualitas manajemen.

Berikut adalah daftar beragam pelatihan yang membahas tentang pentingnya manajemen kualitas untuk mempertahankan tingkat keunggulan yang diinginkan, demi mencapai peningkatan kualitas perusahaan secara keseluruhan.

Topik & Materi Pelatihan Quality Management

Total Quality Manajement (TQM) adalah filosofi manajemen yang menekankan kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan konsumen, pentingnya melakukan tindakan yang benar sejak awal, dan pentingnya untuk mengakui bahwa perbaikan kualitas akan dapat sungguh-sungguh tercapai hanya jika merupakan tujuan dari seluruh pekerja perusahaan dan menjadi bagian dari struktur dan budaya dari keseluruhan organisasi.

Total Productive Maintenance (TPM) adalah hasil perpaduan antara Preventive Maintenance dengan konsep Total Quality Control dan Total Employee Involvement. TPM bukan sekedar teori, tetapi dikembangkan dari best practices dan menjadi proven method yang telah diterapkan di berbagai penjuru dunia. TPM merupakan suatu sistem perawatan mesin yang melibatkan seluruh bagian dan anggota organisasi, termasuk operator produksi. Sasaran penerapan TPM adalah tercapainya Zero Breakdown, Zero Defect, dan Zero Accident, dengan demikian memaksimalkan efektivitas penggunaan mesin.

Peran dari Departemen QA/ QC merupakan kunci dari keberhasilan sebuah sistem kualitas yang dibangun oleh sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang menganggap bahwa meskipun proses produksi telah cukup mumpuni dalam menghasilkan produk yang berkualitas, namun kebutuhan akan karyawan dibidang kualitas tetap tidak bisa ditiadakan. Karena Departemen kualitas (apakah QC atau QA), diperlukan untuk memastikan produk yang dikirim ke pelanggan sesuai dengan peryaratan yang ditetapkan. Maka tidak heran, proses pengendalian kualitas oleh departemen kualitas, dimulai sejak kedatangan material (Incoming Quality Control), pengendalian kualitas dalam proses produksi, pengendalian kualitas produk sebelum di kirim ke pelanggan, pengendalian jasa technical service, dan lainnya.

Banyak pendekatan yang dapat dilakukan perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis yakni dengan membangun budaya Continuous Improvement. Salah satu bentuk pendekatan improvement yang terbukti efektif mendorong keterlibatan karyawan dalam melakukan improvement secara team adalah dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC), yaitu aktivitas kelompok kecil yang melibatkan setiap karyawan untuk melakukan improvement di tempat kerjanya dengan pendekatan PDCA dan 7 QC Tools.

QCC ini merupakan bentuk pendidikan problem solving atau improvement agar setiap karyawan peduli dan mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungan kerjanya, dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan. Dari penerapan QCC diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi dan tumbuhnya budaya mutu di perusahaan.

Banyak perusahaan ingin melakukan peningkatan kualitas, namun kurang memahami bagaimana teknik perbaikan yang efektif. Sekaligus alat dan sarana apa yang bisa digunakan. Dalam budaya Improvement Jepang, peningkatan kualitas ternyata berkolerasi dengan peningkatan kemampuan karyawan dalam hal teknik pemecahan masalah. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan karyawan adalah 7 Quality Control Tools (7-QC Tools) yaitu kumpulan teknik statistik sederhana yang sangat efektif untuk memecahkan masalah dan melakukan continuous improvement. Melalui penerapan 7-QC Tools secara konsisten diharapkan setiap karyawan dapat memecahkan masalahnya sendiri di tempat kerjanya.

Seperti kita ketahui bahwa pada bulan September tahun 2015 yang lalu, telah terbit versi terbaru ISO 9001, yang kita kenal dengan ISO 9001:2015. Terdapat beberapa perubahan yang cukup mendasar yaitu diperkenalkannya “risk based thinking” pada versi terbaru ini. Seperti kita ketahui, ISO 9001 berevolusi dari tahun 1988 hingga 2015 ini, dari document based, process based hingga versi terbaru risk based thinking.

Risk based thinking ini secara filosofis berarti kedua standar ISO terbaru ini lebih berfokus kepada “business sustainability” dan tidak lagi kepada management of operations. Namun apabila perubahan ini tidak dilakukan atas dasar pemahaman yang benar, “style” sistem manajemen versi sebelumnya akan terbawa dan pada akhirnya benefit bagi organisasi tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Pelatihan selama satu hari untuk internal auditor ini ideal bagi siapa saja yang ingin mengembangkan kemampuan auditnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan audit yang efektif dibidang sistem manajemen mutu. Persyaratan dalam ISO 9001:2015 sudah diatur sedemikian rupa agar dapat membantu Perusahaan untuk mencapai tujuannya. System tesebut bisa dilaksanakan dengan baik jika ada Internal Audit yang efektif dan benar. Internal Audit merupakan salah satu kunci untuk menjalankan system ISO 9001 yang efektif dan meyakinkan adanya perbaikan yang berkesinambungan.

Hasil dari Internal Audit akan digunakan sebagai salah satu masukan dalam Management Review. Kapan Internal Audit harus dilaksanakan? Siapa yang harus melakukan Internal Audit ? Bagaimana caranya ? Apa saja yang harus dilakukan selama Internal Audit? Apa tindak lanjut dari hasil Internal Audit? Semuanya akan dibahas dalam pelatihan ini.

Menurut Wikipedia.com, Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk menggantikan peran Total Quality Management (TQM) yang selama ini biasa digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas. Implementasi Six Sigma di lapangan ternyata tidak hanya sekedar untuk mengurangi cacat. Ini menekankan perbaikan untuk proses bisnis secara umum, termasuk pengurangan biaya, waktu siklus yang lebih pendek, kepuasan pelanggan yang lebih besar dan metrik penting lainnya. Seperti inisiatif populer, Six Sigma telah berkembang menjadi budaya seluruh strategi, yakni sebagai alat dan metode statistik untuk meningkatkan laba usaha suatu produksi.

IATF 16949, adalah teknis spesifikasi untuk sistem manajemen mutu di sektor otomotif. Menjadi salah satu standar internasional yang paling banyak digunakan dalam industri otomotif, harmonisasi sistem penilaian dan sertifikasi dalam rantai pasokan otomotif global.

Banyak dari pemerhati yang membandingkan bahwa IATF 16949 lebih penting daripada ISO 9001. Ada yang berpendapat bahwa ISO 9001 diperuntukan hanya untuk sertfikasi proses bisnis perusahaan non otomotif, padahal ISO 9001 adalah untuk meningkatkan kualitas sistem manajemen mutu perusahaan dari berbagai bidang industri. Dan IATF 16949 adalah spesifikasi khusus diluar ISO 9001 yang di peruntukan bagi industri otomotif.

Biaya Kualitas (Biaya Mutu) atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Quality Cost adalah Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah Kualitas (Mutu), baik dalam rangka meningkatkan Kualitas maupun biaya yang timbul akibat Kualitas yang buruk (Cost of Poor Quality). Dengan kata lain, Biaya Kualitas (Quality Cost) adalah semua biaya yang timbul dalam Manajemen Kualitas (Quality Management).

Biaya kualitas buruk ini timbul karena tiga komponen biaya kualitas beserta kerugiannya, yaitu biaya yang tersembunyi (hidden cost), kerugian atas kehilangan proyek, biaya manajemen, biaya kehilangan aset dan kehilangan kepercayaan pelanggan. Dalam memperbaiki biaya kualitas ini dibutuhkan adanya strategi manajemen perusahaan untuk mengurangi Cost of Poor Quality (COPQ). Di mana pengurangan ini menggunakan manajemen Six Sigma yang berfungsi untuk mengidentifikasi kegagalan serta melakukan perbaikan kualitas produk.

Environment
Management

Health & Safety
Management

Productivity
Management

Strategic
Management

Laboratory
Management

Clients & Customers

Berikut adalah beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dengan PAS Consulting untuk berbagai keperluan konsultasi dan pelatihan manajemen industri.